Langsung ke konten utama

SABTU BERSAMA BAPAK


SABTU BERSAMA BAPAK, Novel karya ADHITYA MULYA
Sebuah novel yang dipinjamkan Kiky ini membuat saya penasaran. Padahal Kiky udah selesai membaca novel ini saat dipinjamkan Mbak Finna, tetapi dia akhirnya beli sendiri novel ini untuk dikoleksi. Hhhmmm… seseru apa sih novel ini sampai membuat si Kiky niat sekali untuk mengoleksinya. Saat membaca sinopsis di cover belakang novel, saya sudah mendapatkan deskripsi singkat tema cerita dari novel ini, yaitu tentang keluarga atau secara spesifik tentang Fatherhood. Dan… setelah membaca Adhitya Mulya ini, ternyata emang keren dan inspiratif banget. Bahasanya ringan, konyol enak banget buat dibaca, tapi juga banyak mengandung pesan yang ‘dalam’. Saya bisa tertawa sendiri saat membacanya di bis, atau terdiam sejenak untuk mendalami perspektif pemikiran dari tokoh – tokohnya yang sarat dengan pesan moralnya.

SPOILER ALERT
BAPAK
Sabtu Bersama Bapak, berkisah tentang sebuah keluarga kecil yang mempunyai dua putra, Satya dan Cakra (Saka). Namun sang kepala keluarga Pak Gunawan (Bapak) meninggal karena kanker saat usia anak – anaknya masih kecil. Sebagai bentuk ‘tanggung jawab’ untuk menjadi panutan bagi anak –anaknya, Bapak mempersiapkan semua wejangan dan nasehat – nasehatnya dalam berbagai rekaman video. Dan semua video itu sudah mempunyai tema masing – masing, ada yang diputar saat putranya masih anak – anak, ada  yang harus diputar saat menginjak usia remaja, dan ada yang diputar untuk menjelang pernikahan.  



Bapak ini orangnya emang sangat terstruktur dan visioner banget. Pemikirannya jauh ke depan dan dia selalu punya planning untuk keluarganya. Setelah Bapak meninggal dunia, orang yang bertanggung jawab untuk memutarkan video Bapak adalah, Ibu Itje (Mamah). Mamah mempunyai jadwal khusus untuk memutarkan video Bapak, yaitu setiap Sabtu sore. Oleh karena itu Satya dan Cakra selalu bersemangat untuk menyambut hari sabtu sore, karena mereka akan ‘berjumpa’ dengan Bapak.  Kebiasaan ini terus berlanjut sampai mereka beranjak dewasa. Saat remaja lainnya menghabiskan malam minggu untuk ngedate, Cakra masih asyik dengan menonton video Bapak. 




MAMAH
Sejak Bapak meninggal, Mamah mengambil alih tanggung jawab untuk mencari nafkah dan membesarkan Satya dan Cakra. Berkat kerja keras dan kegigihannya akhirnya Mamah yang jago memasak ini berhasil menjadi pengusaha rumah makan sukses yang mempunyai 8 cabang. Mamah, figur wanita tangguh yang penuh cinta kasih dalam mendidik dan membesarkan anak – anaknya. Dia berhasil membuat Satya dan Cakra sukses dalam karier masing – masing.  Namun tanpa disadari oleh mereka berdua ternyata Mamah juga menyimpan rahasia yang membuat dia tak tega untuk menceritakan kepada anak – anaknya. Mamah punya prinsip, meskipun Satya dan Cakra sudah mapan secara finansial, tapi Mamah enggan dibantu masalah ekonomi oleh anak – anaknya.  



SATYA
Anak pertama keluarga Gunawan adalah Satya Garnida, Pria berusia 33 tahun. Pintar, ganteng dan ‘laki banget’. Lulusan terbaik UNPAD Jurusan Geologi. Bekerja sebagai Geophysicist di Norse Oil og Gas (NOG) di lepas pantai utara Denmark. Satya punya istri bernama Rissa. Dari perkawinannya selama 8 tahun tersebut mereka di karunia tiga orang putera yaitu, Ryan (7 tahun), Miku (5 tahun) dan Dani (3 tahun). 

Sepeninggal Bapak, sebagai anak sulung Satya tumbuh menjadi anak yang pemberani dan mandiri. Saat remaja dia bahkan sering berkelahi dengan preman pasar untuk melindungi Ibu dan adiknya. Sifatnya yang ‘keras’ tersebut terbawa sampai dia berumah tangga dan mempengaruhi pola asuh kepada anak – anaknya. Satya marah bila rumahnya berantakan. Satya marah bila nilai anaknya turun. Satya marah bila masakan istrinya tidak enak. Hal tersebut membuat keluarganya menjadi ‘takut’ dan kurang nyaman dengan kehadirannya. 

Sampai akhirnya dia mulai tersadar setelah mendapat email dari istrinya dengan subjek Kamu mending nggak usah pulang deh... “Mendingan Kakang jangan pulang ke rumah dulu. Sampai Kakang bisa menemukan sesuatu yang dapat Kakang sayangi dari saya dan anak – anak”. Setelah mendapat email tersebut Satya jadi resah dan gelisah, apakah selama ini dia salah dalam mendidik keluarganya. Dan dalam kegalauannya tersebut, Satya mulai menonton video Bapak lagi untuk mencari ‘pencerahan’. 

Satya banyak belajar dari video Bapak. Perlahan saat pulang ke rumah, Satya mulai mengubah perilakunya. Saat rumah berantakan, dia bersabar. Saat masakan istrinya tidak enak, dia bersabar. Saat anak – anaknya mulai susah diatur, dia bersabar.  Dia juga belajar untuk lebih respect kepada istrinya. Karena istrinya selalu memberikan yang terbaik untuk Satya dan anak – anaknya. Satya belajar menjadi suami yang baik untuk istrinya. 

Anak – anak kita, bukan pengorbanan saya. Mereka pemberian. Rissa, Hal 234

Menurut saya, bagian yang menarik dari kehidupan Satya adalah ketika Ryan dan Miku minta dibelikan remote control pesawat, tetapi Satya malah mengajak anak – anaknya itu untuk membuat layangan. Mereka akhirnya membuat layangan bersama dan menerbangkannya di halaman rumah. Dan karena si bungsu Dani belum bisa menerbangkan layangan, Satya mengendong Dani dan ‘menerbangkannya’ untuk menjadi Superman. Satya belajar menjadi sahabat yang baik untuk anak – anaknya.

WHAAAAA!!! Pak, I’m Superman!!!. Dani, Hal 16

Hidup di luar negeri emang bukan hal yang mudah, apalagi bagi anak – anak. Seperti Ryan, dia sempat menjadi korban bullying teman sekolahnya. Ryan dikatai ‘fucking Asian, go back to your home’. Satya menasehati Ryan, menurutnya Orang itu terus ngebully kita, karena mereka nyangka kita lemah. Mereka juga senang melihat kita takut. Rasa takut kita, membuat mereka menyangka mereka hebat. Kalau kita lawan mereka, mereka akan kaget melihat kita sebenarnya sekuat mereka. Satya kemudian mengajarkan The Rule of Three. Satu kali dibully kita beri dia peringatan, dua kali dibully kita beri dia peringatan, tiga kali dibully kita beri dia pelajaran. Satya belajar menjadi ‘Kakak’ yang baik untuk anak – anaknya. 

Iya, Best Dad ever !. Ryan, Hal 152

Dari video Bapak, Satya juga mengajarkan anak – anaknya untuk berani bermimpi. Menurut Bapak Mimpi hanya baik jika kita melakukan planning untuk merealisasikan mimpi itu. Jika tidak, kalian hanya buang waktu. Kejar mimpi kalian. Rencanakan. Kerjakan. Kasih deadline. (Hal : 174).  Satya belajar menjadi Bapak yang baik untuk anak – anaknya.

HIGHER!!! HIGHER!!! MIKU MAU TERBANG JADI PILOT. Miku, Hal 149

Semangat ya Kang. Berapa kali kamu jatuh itu gak penting. Yang penting barapa kali kamu bangkit lagi. Bapak, Hal 130

Dari video – video Bapak, Satya kembali belajar bagaimana menjadi suami yang baik, menjadi bapak yang baik dan menjadi kepala keluarga yang baik untuk keluarganya. 



CAKRA 
Anak bungsu keluarga Gunawan bernama Cakra Garnida. Berbeda dengan kakaknya yang rupawan, pria jomblo berusia 30 tahun ini dianugerahi wajah yang pas – pasan.  Cakra adalah seorang Deputy Director divisi Micro Finance Bank POD. Bank asing asal Jerman. Cakra mempunyai pandangan untuk ‘memantaskan diri’ terlebih dulu sebelum menikah. Menurutnya, dia harus membuktikan kepada diri sendiri dulu. Bahwa dia siap lahir batin untuk jadi suami. Makanya ngejar karier dulu. Belajar agama dulu. Nabung dulu. Kalau dia  udah pede sama diri sendiri, dia akan pede sama perempuan (Hal 17).

Dan setelah dia berhasil membangun sebuah rumah, dia mulai memikirkan untuk mencari jodoh. Cewek incerannya adalah Ayu, anak baru di kantornya. Tapi ternyata Ayu juga lagi di deketin pria lain di kantor yang terkenal playboy yaitu Salman. Untuk mendekati Ayu ini Cakra sampai dibela – belain di make over oleh bawahannya yaitu Firman, Wati dan Bambang untuk menarik perhatian Ayu. Walaupun pada akhirnya Cakra kurang setuju dengan perspektif orang yang menilai seseorang dari penampilan fisiknya. Cakra masih teringat salah satu pesan Bapak dalam videonya, “Harga diri kita tidak datang dari barang yang kita pakai. Tidak datang dari barang yang kita punya. Harga dari diri kita datang dari akhlak yang kita punya. Harga dari diri kamu datang dari dalam hati kamu dan berdampak ke orang lain. Bukan dari barang atau orang luar, berdampak ke dalam hati” (Hal 120). 

Namun segala usaha yang dilakukan Cakra untuk menarik perhatian Ayu ternyata kurang maksimal. Ayu terlihat lebih interes kepada Salman disbanding ke Cakra. Di sisi lain Mamah ingin mengenalkan puteri temannya kepada Cakra. Merasa kans-nya untuk mendapatkan Ayu sangat tipis, akhirnya Cakra menerima keinginan Mamah untuk dikenalkan kepada puteri temannya tersebut. Retna, namanya. Akhirnya Cakra dan Retna sepakat untuk kopi darat saat weekend di kota tua. Dan… ternyata mereka sudah saling mengenal. 

Retna adalah perempuan yang selama ini dia idam – idamkan. Awalnya mereka sempat shock, tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya mereka bisa menguasai keadaan dan Cakra bisa bercerita banyak hal kepada salah satunya tentang cara unik Bapak dalam mendidiknya. Dari video – video Bapak, Cakra belajar banyak hal. Belajar bagaimana menjadi anak yang baik, belajar bagaimana cara menjadi pria yang baik dan belajar bagaimana cara menjadi suami yang baik. Menurut Cakra ada tiga perkara yang pria minta. Saya pilih kamu. Tolong pilih saya, untuk menghabiskan sisa hidup kamu. Dan saya akan menghabiskan sisa hidup saya bersama kamu. Percayakan hidup kamu pada saya. Dan saya penuhi tugas saya padamu, nafkah lahir dan batin. Pindahkan baktimu tidak lagi baktimu kepada orangtuamu baktimu sekarang pada saya. (Hal 221)

He raised you well, mas. Retna, Hal : 228

Cakra dan Retna pun akhirnya berpacaran. Hubungan mereka semakin dekat, saat tiap weekend mereka berdua pulang ke Bandung untuk menengok Mamah yang baru sembuh pasca operasi. Jika sedang berada di rumah Mamah, Retna selau minta resep masakan Mamah dan minta diajari cara memasaknya. Melihat kesungguhan Retna tersebut, Mamah minta Cakra untuk segera menikahi Retna. Selain karena parasnya yang cantik jelita, perilakunya yang santun serta perhatian tulusnya kepada Cakra ada satu hal yang membuat Cakra sangat mengagumi Retna…





Saya salut dengan penulis novel ini, kok bisa kepikiran yah punya ide menulis novel dengan perspektif seperti ini. Perspektif Bapak yang ‘hadir’ dalam video – videonya itu menurut saya keren dan unik banget. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun secara fisik Bapak tidak ada dalam keluarga (meninggal) namun apabila sosoknya bisa menjadi panutan untuk anak – anaknya, maka anak tersebut tumbuh tanpa merasa fatherless. Karena yang selalu dikenang, direkam dan ditiru oleh anak – anak adalah sosok orang tuanya. 

Bahasanya yang ringan dan lugas membuat novel ini jadi mudah dimengerti. Apalagi ada beberapa cerita yang konyol banget. Misalnya saat di kantor Cakra, mereka berkomunikasi via email dengan subjek yang ajaib semacam  “Threesome at the beach 3GP” , “Roknya pendek Cyyynnn” yang dikirim Firman kepada Gunther, Wati, Bambang, Iva dan Cakra, yang isi dari percakapan tersebut adalah gossip terbaru tentang Cakra Hahahahaha….

Novel ini semacam mendeskripsikan kehidupan sebuah keluarga pra pernikahan dan pasca pernikahan. Bagaimana cara menjadi pria yang baik untuk memperoleh calon istri yang baik. Bagaimana cara menjadi suami yang baik untuk keluarganya. Selain itu juga sedikit mendeskripsikan mengenai parenting yang baik, misalnya bagaimana cara mendidik anak sulung.  Jaman sekarang untuk mendidik anak sulung dengan kalimat “Kamu anak sulung, kamu harus kasih contoh untuk adik – adikmu” itu salah. Untuk memotivasi anak sulung kita harus memberikan contoh dengan cara yang positif.

“Kang Satya, lihat itu Saka, dia butuh perlindungan Kakang. He needs your help

“Kang Satya, lihat itu Saka selalu ingin pakai baju yang sama dengan Kakang. He looks up you. He thing you’re cool”

“Kang Satya, coba ajarin Saka 1 + 1. Soalnya kalau Mamah, Saka gak mau denger. Dia maunya dengerin Kakang. He thinks you’re smart”. Menjadi panutan bukan tugas anak sulung kepada adik – adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orangtua untuk semua anaknya. (Hal : 106). 

Walaupun secara keseluruhan novel ini keren abis, namun ada bagian yang menurut saya masih kurang jelas. Hubungan brotherhood antara Satya dan Cakra misalnya. Saya penasaran sedekat apa sih hubungan kakak – beradik ini, karena dalam ceritanya mereka mengalami konflik sendiri – sendiri tanpa berhubungan satu sama lain. Kalau tidak salah hanya ada satu komunikasi yang dilakukan Cakra kepada Satya melalui sms saat dia galau bagaimana cara mendekati Ayu. “Kang, need tips on how to get a girl’s attention.” Dan sms itu pun nggak diceritakan lagi Satya membalas apa ke Cakra. Kesannya seperti Satya dan Cakra ini udah hidup sendiri – sendiri, kecuali pada awal cerita saat mereka masih kecil dan antusias banget menyambut sabtu sore. Tetapi emang daripada menonjolkan brotherhood, novel ini lebih banyak berkisah tentang fatherhood sih yah. 

Oh iya, kabarnya sih 'Sabtu Bersama Bapak' ini akan segera diangkat ke layar lebar, Waahhh saya jadi penasaran seperti apa yah filmnya, Hehehehe.... Terima kasih untuk Mas Adhitya Mulya sudah menulis cerita yang inspiratif ini, ditunggu karya – karya selanjutnya.

Dalam rangka cetakan ke12, Sabtu Bersama Bapak akan ada tanda tangan dari penulisnya.
Wah, berhubung saya belum punya bukunya, nunggu cetakan ke12 ini saja kali yah... :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIZKY MAHODENK, FROM ZERO TO HERO

Rizky Aditya Putra, pemuda 21 tahun asal Kalimantan Tengah sukses berwirausaha di bidang indie clothing dengan brand Mahodenk Hero. Berawal dari keprihatinannya karena generasi muda saat ini banyak mengidolakan super hero asing. Mahodenk Hero beraksi dengan design-design super hero asli Indonesia, agar para jagoan lokal bisa dikenal dan eksis lagi. Dari modal awal yang berasal dari tabungannya sendiri, kini ia bisa meraih omzet sekitar 20 – 50 juta rupiah perbulan. Dialah Rizky Aditya Putra atau biasa di panggil dengan Rizky Mahodenk ini mengawali bisnisnya saat ia baru masuk kuliah di Jurusan menejemen Fakultas ekonomi, Universitas Brawijaya Malang. Sebelumnya ia mencoba bisnis berjualan bunga. Ia membeli bunga di Malang kemudian menjualnya ke kampung halamannya di Kalimantan Tengah. Tapi bisnis ini tidak begitu sukses. Kemudian ia terpilih sebagai Ketua pelaksana inaugurasi FE UNIBRAW 2008, “Di acara itu saya ingat sekali acaranya minus belasan juta, dikarenakan banyaknya pengeluara...

Sekilas Profil Finalis Cak & Yuk Kab.Pasuruan 2012

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, akhirnya terpilihlah 10 Pasang Finalis Cak dan Yuk Kabupaten Pasuruan 2012. Untuk mengenal lebih jauh tentang ke sepuluh pasang tersebut, berikut adalah sekilas tentang profil mereka. (versi Faris Diggory) 1. Cak Sony Nama lengkapnya adalah Sony Manggala Putra. Merupakan satu-satunya Cak wakil dari Kecamatan Prigen. Cak yang memiliki tinggi badan 179 cm ini, kuliah di Universitas Brawijaya Malang jurusan Ilmu Administrasi Negara. Cak kelahiran 17 September 1990 ini, mengidolakan sosok Ir.Soekarno dengan kutipan favoritnya ‘Kita adalah Bangsa yang besar. Jangan Jiplak budaya lain’. Sifatnya yang ramah, smart dan dewasa (salah satu angkatan tua, khe..he..he..) membuat finalis yang lain menjulukinya sebagai ‘Oom’. Kini hari-hari Cak yang suka dengan warna hitam dan hobby berolahraga ini disibukan dengan urusan Skripsi. Semangat Cak Sony... !!! Buntuti Cak Sony di @ Sony_By 2. Yuk Hanum Altina Hanum Primadhani, merupakan...

JURNALISTIK JALANAN, Tugas Besar Para Jurnalis

Ketika mayoritas orang bergembira menyambut libur lebaran, ketika mayoritas orang mulai pulang ke kampung halaman, ketika mayoritas orang bersenda gurau dengan sanak kelurga. Mereka, 'Jurnalis Jalanan' memulai tugas besarnya. Halooo…. Wah ternyata udah lama ya aku nggak nulis di blog ini. Kesibukan, adalah alasan aku jarang update nulis di blog. Sebenarnya banyak banget yang pengen aku tulis sekarang, mulai dari keseruan jalan-jalan ke MTD bersama Andrey dan Reiza, Suka duka ngerjain Program berita ‘The Expose News (TEN)’ Tugas Dasar-dasar Jurnalistik, Pengalaman menjadi kontributor majalah Hai, ketemu dengan sahabat-sahabat baru di ‘Sahabat 5cm’, tentang novel ‘2’ yang banyak quote-quote keren,  sampai tentang program ‘Metamorphoself’ku yang berisi planning dan mimpi-mimpi baruku. Tak ketinggalan tentang Hari raya idul fitri 1432 H, yang terasa banget bedanya dibanding saat aku kecil dulu. Karena terlalu banyak yang ingin ku tulis, jadinya binggung sendiri mau nulis yang man...