Kalo ini Sakerah versi Chibi yg lebih unyu-unyu ^^ |
Apa yang terlintas
dibenakmu saat pertama kali mendengar kata ‘Sakerah’ ? Madura ? Kejam ? Sangar
? Pembela rakyat kecil ? Kaos bergaris Merah-Putih ? atau bahkan Clurit ? Itulah
kebanyakan stereotype masyarakat tentang sosok Sakerah. Tapi tahukah kamu, kalau
ternyata Legenda Sakerah itu berasal dari Kabupaten Pasuruan, bahwa ia adalah
orang Madura memang benar adanya, namun yang perlu diketahui adalah Sakerah
ternyata hidup dan berjuang melawan Belanda itu ternyata di Bangil.
Sakerah adalah
seorang tokoh pejuang yang lahir di kelurahan Raci Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan,
Jatim. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-19. Sakerah
sadalah seorang jagoan daerah (suku Madura) yang melawan penjajah Belanda di
perkebunan tebu Kancil Mas Bangil. Sakerah bernama asli Sadiman yang bekerja
sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Ia
dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan
kesejahteraan para pekerja hingga dijuluki Pak Sakerah.
Suatu saat setelah
musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk
menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda sangat ambisius ingin
membeli lahan perkebunan yang seluas-luas dengan harga semurah-murahnya dengan
cara yang licik orang belanda itu menyuruh carik Rembang untuk bisa menyediakan
lahan baru bagi perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dan dengan
iming-iming harta dan kekayaan hingga carik Rembang bersedia memenuhi keinginan
tersebut.
Carik Rembang
menggunakan cara-cara kekerasan kepada rakyat dalam mengupayakan tanah untuk
perusahaan (VOC). Sakerah melihat ketidakadilan ini mencoba selalu membela
rakyat dan berkali-kali upaya carik Rembang gagal. Carik Rembang melaporkan hal
ini kepada pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan marah dan mengutus wakilnya
Markus untuk membunuh Sakerah. Suatu hari di perkebunan pekerja sedang
istirahat, Markus marah-marah dan menghukum para pekerja serta menantang Sakerah.
Sakerah yang dilapori hal ini marah dan membunuh Markus serta pengawalnya di
kebon tebu. Sejak saat itu Sakera menjadi buronan polisi pemerintah Hindia
Belanda.
Hingga saat Sakerah
berkunjung ke rumah ibunya, disana ia dikeroyok oleh carik Rembang dan polisi
Belanda. Karena ibu Sakerah diancam akan dibunuh maka Sakerah ahirnya menyerah,
Sakerah pun masuk penjara Bangil. Siksaan demi siksaan dilakukan polisi belanda
kepada Sakerah setiap hari. selama dipenjara Sakerah rindu dengan keluarga
dirumahnya, Sakerah memiliki dua istri yang sangat cantik, yaitu Kinten (Istri
pertama) dan Marlena (Istri kedua), ia
juga merawat seorang keponakan bernama Brodin.
Berbeda dengan
Sakerah yang berjiwa besar, Brodin adalah pemuda nakal yang suka berjudi dan
sembunyi-sembunyi mengincar Marlena istri kedua Sakerah. Berkali-kali Brodin berusaha
untuk mendekati Marlena saat Sakerah ada dipenjara, Brodin berhasil
berselingkuh dengan Marlena. Ketika kabar itu sampai di telinga Sakerah maka
Sakerah marah dan kabur dari penjara. Brodin pun tewas dibunuh Sakerah.
Kemudian Sakerah melakukan balas dendam secara berturut turut, dimulai Carik
Rembang dibunuh, dilanjutkan dengan menghabisi para petinggi perkebunan yang
memeras rakyat. Bahkan kepala polisi Bangil pun ditebas tanganya dengan senjata
khasnya ‘Clurit’ ketika mencoba menangkap Sakerah.
Dengan cara yang
licik pula polisi belanda mendatangi teman seperguruan Sakerah yang bernama
Aziz untuk mencari kelemahan Pak Sakerah. Dengan iming-iming akan diberi
imbalan kekayaan oleh Goverment Belanda di Bangil Aziz menjebak Sakerah dengan
mengadakan tayuban, karena ia tahu Sakerah paling senang acara tayuban. Akhirnya
Sakerah pun terjebak dan dilumpuhkan ilmunya degan pukulan bambu apus. Lagi-lagi
belanda berhasil menangkap kembali Sakerah yang kemudian diadili oleh
Government Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung. Sakerah gugur digantung
di penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan Kolursari (daerah
paling selatan Kota Bangil). Itulah sebabnya, nama supporter kesebelasan
Persekabpas dikenal dengan nama Laskar Sakerah (The LasSer), kerena mengambil
spirit legenda pejuang dari tanah Bangil ini.
Kisah Sakerah ini,
pada tahun 1982 diangkat ke layar lebar oleh sutradara BZ Kadaryono,
dan di Produseri oleh Susanto Wijaya. Sosok Sakerah di perankan oleh aktor WD Mochtar,
Kinten (Istri pertama Sakerah) diperankan oleh Tien Kadaryono,
Marlena (Istri kedua Sakerah) diperankan oleh Minati Atmanegara, sedangkan Brodin diperankan oleh Alan Nuari. Wah, ga nyangka yah ternyata ada film yang mengangkat tentang legenda di Pasuruan. Yeah, semoga kedepannya Sakerah lebih dikenal lagi oleh masyarakat juga para generasi muda Pasuruan serta spirit keberanian dan perjuangannya dapat terus menjadi inspirasi masyarakat khususnya di Kabupaten Pasuruan.
Dari berbagai
sumber.
Komentar
Posting Komentar