TEKNOLOGI INTERNET DALAM ERA WEB 2.0
Oleh : Faris T.H (102022000010)
Oleh : Faris T.H (102022000010)
Picture by Shutterstock.com |
Kemunculan internet di pertengahan tahun
90-an sering disebut orang sebagai era web 1.0. Dimana orang hanya memindahkan
media tradisional ke jaringan internet. Orang mengakses informasi lewat situs
untuk mencari informasi, tak ubahnya seperti melihat artikel di Koran dan
Majalah. Mungkin bedanya hanya soal update tulisannya
sangat unggul dibandingkan dengan media cetak. Pada web 1.0 posisi kita adalah
komunikan, sementara pengelola situs adalah komunikatornya. Namun kini sudah
berbeda, saat kita menggunakan internet kegiatan yang kita lakukan tidak hanya browsing mencari data atau informasi saja,
tapi sudah berkembang menjadi lebih variatif seperti bersosialisasi dengan
teman ataupun sekedar menulis opini. Perkembangan internet semacam ini dikenal
dengan istilah Web 2.0.
KELAHIRAN WEB 2.0
Tim O’Reilly adalah orang
yang mempopulerkan istilah web 2.0. Tepatnya di tahun 2003 saat dia presentasi
tentang konsep situs di masa depan. Menurutnya sistem yang ada saat itu, web
1.0 bakal berkembang menjadi system yang lebih kompleks. Kalo dulu cuma pemilik
situs yang bisa otak-atik data di situsnya, begitu sistem web 2.0 digunakan,
semua orang bisa memasukkan data di situs bersangkutan.
Menurut O’Reilly contohnya
seperti Encyclopedia Britanica Online
dan Wikipedia. Keduanya adalah jenis ensiklopedia
online. Tapi dari sistemnya jelas jauh berbeda. Encyclopedia Britanica Online hanya menggunakan data satu arah.
Artinya, hanya pengelola situsnya saja yang bisa menulis ensiklopedianya. Lain
halnya dengan Wikipedia. Semua orang bisa menulis, menghapus bahkan memperbaiki
artikel yang ada di ensiklopedia ini. Hasilnya seperti yang diramalkan O’Reilly. Teknologi di dunia
maya bukan lagi pemikiran satu orang, taph menjadi banyak orang.
Interaktif. Itulah kata yang
pas untuk menggambarkan sosok web 2.0. tidak seperti web 1.0 , karena sistem ini
dirancang untuk bisa menjadi saluran tukar menukar informasi secara data dua
arah (two way side). Contohnya, kita
bisa mengirim data berupa foto di Facebook, sementara di tempat lain teman kita
bisa memberikan komentar tentang foto kita. Bukan hanya itu. Sistem interaktifnya,
memungkinkan kita untuk melakukan transaksi jual beli lewat dunia maya. Situs
yang menyediakan fasilitas ini adalah Ebay dan Amazon, atau Kaskus dan Jual
beli bagus untuk situs lokalnya. Bahkan pemasaran produk sederhana juga bisa
kita lakukan lewat blogspot ataupun Facebook.
Era web 2.0 membawa kita ke
pergaulan dunia maya yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Berbagi video
dengan YouTube, berbagi foto dengan Flickr, menjadi Citizen Journalism lewat Blogspot, bernarsis ria via Facebook, maupun
berceloteh dalam Twitter. Jejaring sosial ini mempunyai keistimewaan dan cirinya tersendiri, misalnya :
1.
FACEBOOK
Nggak
bisa dipungkiri, sebelum mengenal Facebook, kita lebih dulu mengenal
Friendster. Hanya saja Facebook lebih unggul dalam pengembangan fitur. Fitur notes, photo tagging dan video sharing-nya dianggap pioneer dari
social media lainnya dan pilihan Likes
dengan icon Jempol untuk menyukai postingan di Facebook yang menjadi ciri
tersendiri dari Jejaring sosial ciptaan Mark Zuckerberg ini.
Fenomena
Facebook : Dukungan 1 juta suara Facebookers untuk Bibit – Chandra dalam kasus
KPK vs Polri, berhasil membangun sebuah kekuatan rakyat dalam mendesak
pemerintah untuk mengurusi masalah korupsi serius. Kasus Prita vs RS Omni
Internasional berhasil ,mengedepankan hak-hak konsumen.
Jumlah
User di Indonesia : 43,06 juta menempati
posisi ke-3 dunia (data terakhir situs Socialbakers Com)
2. TWITTER
Apa
yang ingin kita sampaikan dalam 140 karakter ? itu tantangannya selain
mendapatkan follower sebanyak-banyaknya. Entah karena kita banyak teman, atau
memang layak digemari orang lain. Twitter memang lebih sederhana bila dibandingkan
dengan Facebook, hanya memberikan ruang untuk beropini secara terbatas, namun
hal inilah yang menjadi keunikan dan keuungulan Twitter. Obrolan para Tweepeole
yang sedang hot dibicarakan akan di rating melalui Twitter Trending Topics.
Fenomena
Twitter : @Poconggg, adalah salah satu fenomena pengguna Twitter di Indonesia.
Dengan menggunakan nama akun yang unik serta menulis kalimat-kalimat yang lucu
dan konyol @Poconggg bisa menjaring lebih dari 1 juta followers. Uniknya lagi si @Poconggg ini tidak menjadi 1 follower
pun. Walaupun identitas pemilik akun ini telah terbongkar beberapa waktu yang
lalu namun @Poconggg masih tetap eksis bahkan bisa menghasilkan sebuah buku dan
film.
Lain
halnya dengan Bripda Saiful Bahri, berkat fotonya saat bertugas di upload oleh
seorang cewek ke Twitter, Polisi tampan asal Jawa Barat ini langsung terkenal
dan menjadi perbincangan di dunia maya. Kini dia pun sering muncul di Televisi.
Jumlah
User di Indonesia : 19,5 juta menempati posisi ke-5 (data sebelum Januari 2012
oleh semiocast.com)
3. YOUTUBE
Banyak
video hasil citizen journalism yang menggegerkan lewat jejaring sosial ini. Video
amatir maupun video dokumenter banyak tersedia disini.
Fenomena
Youtube : Masih ingat dengan Video lipsing ‘Keong racun’ Shinta Jojo ? Ya,
karena kecentilannya dalam video tersebut membuat 2 mojang asal Bandung ini
langsung terkenal, masuk majalah, menjadi bintang tamu di Televisi, bahkan
sampai masuk dapur rekaman.
Hal
serupa juga diikuri oleh Udin yang eksis melalui lagu ‘Udin sedunia’ dan Briptu
Norman Kamaru, yang terlihat konyol dalam video lipsing ‘Chaya-chaya’ saat ia
bertugas di pos penjagaan lengkap dengan seragam Brimobnya.
4. BLOGSPOT
Situs
Blogging yang terkenal karena memiliki banyak fitur interaktif dan pencatatan
data kunjungan orang ke blog kita. Dalam Blog kita bisa bebas menuliskan apa
saja, menulis tentang pengalaman pribadi atau menjadi Citizen Journalism dengan menuliskan berita-berita di sekitar kita
.
Fenomena
Blogspot : Melalui blog-nya ‘Kambing Jantan’ Raditya Dika yang menulis tentang
pengalaman hidupnya saat kuliah di Australi, berhasil membuatnya menjadi
penulis muda yang mempunyai banyak penggemar. bahasanya yang sederhana
terkadang konyol menjadi ciri tersendiri Raditya Dika. Bahkan karyanya telah dijadikan
menjadi novel dan film.
Jumlah
User di Indonesia : 4 juta (dari data pesta blogger nusantara 2011 okezone.com)
DAMPAK POSTIF DAN NEGATIF
WEB 2.0
Segi
positf situs jejaring
sosial seperti Facebook, Twitter dan Blogspot adalah produk produk teknologi
yang kini sedang digemari banyak kalangan, termasuk para remaja. Dengan layanan
ini, kita dapat berkomunikasi dengan teman lama serta memperluas jaringan
pertemanan dengan mudah. Selain itu juga membuat kita bisa bebas berkomunikasi dengan orang dengan jarak
jauh dengan biaya yang murah. Kita bisa menyalurkan hobby menulis dan
menjadi citizen journalism yang senantiasa ingin mengabarkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita.
Namun, disamping sisi positif, jejaring
sosial di dunia maya juga mempunyai pengaruh negatif antara lain, kesadaran
tdntang seluk-beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahasa tubuh dan
nada suara, menjadi berkurang. Tanpa kita sadari situs jejaring sosial juga
akan membuat kita lebih mementingkan diri sendiri. Kita menjadi tidak sadar
akan lingkungan di sekitar kita, karena menghabiskan waktu bersosialisasi di
internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurangnya rasa empati di dunia
nyata. Selain itu banyak nya informasi yang ada di dalam internet tanpa adanya
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan sepatutnya juga harus membuat kita
berhati-hati dalam menerima informasi.
Sumber :
Majalah Hai edisi 7-13
Desember 2009 TH XXXIII No.49
Majalah Hai edisi 2-8
Januari 2012 TH XXXVI No.01
Komentar
Posting Komentar