Langsung ke konten utama

Koneksi Ibu dan Anak

Saya percaya bahwa tak ada yang bisa menandingi koneksi perasaan antara Ibu dan anak. Seperti itulah yang saya rasakan kepada Ibu saya. Dulu ketika saya kecil, saat itu Ibu saya mengalami luka yang lumayan parah di bagian kakinya dan tiba-tiba saya menjadi sakit nggak jelas yang berlangsung lama. Sakit, sembuh bentar, sakit lagi, sembuh bentar, sakit lagi... begitu terus sampai akhirnya ketika luka di kaki ibu saya mengering dan sembuh, saya jadi ikutan sembuh dan tidak sakit - sakitan lagi. Wooww Amazing... Percaya atau tidak, tapi seperti itulah kenyataannya.

Ibu Sakit, Saya Sakit.

Sekitar tahun 2004, saat saya memasuki bangku SMK, Ibu saya hijrah ke Bali untuk menemani Ayah saya yang bekerja disana. Saat jauh dari orang tua, saya merasa harus pandai menjaga diri dan lebih bertanggung jawab apalagi mereka ke Bali mencari nafkah untuk biaya sekolah saya. Maka saya harus semangat dan rajin sekolah agar bisa membanggakan mereka,  disaat yang sama Ibu  juga semangat berjualan untuk membantu Ayah mencari uang. Sehingga saat itu perekonomian kelurga saya cukup berjalan lancar, sehingga saya bisa bersekolah sampai lulus.

Saya Semangat, Ibu Semangat.

Beberapa waktu yang lalu ketika saya Galau, Ibu saya juga menjadi Galau. Walaupun kami memiliki masalah yang berbeda dalam hal ke galauan tapi momen kegaluan kami selalu bersamaan. 

Saya Galau, Ibu Galau.

Dini hari tadi Ibu saya cerita tentang masalah yang membuatnya galau. Walaupun saya hanya bisa mendengarkan dan sedikit berkomentar memberi beberapa pandangan, tapi ibu saya merasa lega setelah menceritakan semuanya  kepada saya. Ya,  entahlah Ibu saya lebih suka curhat kepada saya daripada kepada Ayah atau Kakak saya. Itulah alasannya mengapa saya selalu disuruh pulang dua kali seminggu, pada hari Rabu dan Sabtu. Ibu merasa rindu untuk bercerita apapun itu kepada saya. Menurut beliau, suasana rumah menjadi berubah menjadi lebih menyenangkan ketika saya ada di rumah, dan ternyata akhir - akhir ini pendapat Ibu tersebut disepakati oleh saya.

Saya sempat heran masak sih seperti itu ?

Padahal dirumah sudah banyak penghuninya loh.. ada Ibu, Ayah, Kakak, Kakak Ipar, Kakek dan dua keponakan saya. Ehm, Mungkin karena selama beberapa hari mereka menghabiskan hari - hari bersama jadi sudah terbiasa kali yah. Sehingga ketika saya pulang, ada sosok baru yang tidak setiap hari mereka temui, yang membuat suasana rumah menjadi berubah lebih menyenangkan. Mungkin seperti itu... mungkin. 

Atau karena saya membawa mood positif ?

Alhamdulillah saya selalu dikelilingi orang - orang yang mempunya mood positif. Temen - temen kantor, temen mess, temen main, temen nongkrong semuanya orang - orang baik, sehingga saya merasa menyerap semangat kebaikan dan mood positif mereka dan menyebarkannya ketika saya pulang ke rumah. Rumah berasa lebih positif dan menyenangkan.

Saya baru menyadari hal ini hari ini. Koneksi, perasaan, mood, feeling, intuisi atau apapun namanya yang saya rasakan akan dirasakan pulan oleh ibu saya. Dan ketika tadi pagi sebelum berangkat kerja saya bisa membuat ibu tidak galau lagi, ajaibnya sekarang perasaan saya pun tidak segalau beberapa hari terakhir. Koneksi antara Ibu dan anak ternyata benar - benar luar biasa.
Simplenya kalau saya ingin membuat Ibu saya bangga dan bahagia, maka saya harus berusaha untuk menghargai diri saya sendiri dulu, nggak boleh galau - galau lagi, harus selalu positif dan  bahagia. Saya bahagia, Ibu bahagia. Ibu bahagia, keluarga semuanya bahagia. Karena Ibu adalah jiwa dalam sebuah keluarga.

I Love you mom... Let's make happy and positive life together...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIZKY MAHODENK, FROM ZERO TO HERO

Rizky Aditya Putra, pemuda 21 tahun asal Kalimantan Tengah sukses berwirausaha di bidang indie clothing dengan brand Mahodenk Hero. Berawal dari keprihatinannya karena generasi muda saat ini banyak mengidolakan super hero asing. Mahodenk Hero beraksi dengan design-design super hero asli Indonesia, agar para jagoan lokal bisa dikenal dan eksis lagi. Dari modal awal yang berasal dari tabungannya sendiri, kini ia bisa meraih omzet sekitar 20 – 50 juta rupiah perbulan. Dialah Rizky Aditya Putra atau biasa di panggil dengan Rizky Mahodenk ini mengawali bisnisnya saat ia baru masuk kuliah di Jurusan menejemen Fakultas ekonomi, Universitas Brawijaya Malang. Sebelumnya ia mencoba bisnis berjualan bunga. Ia membeli bunga di Malang kemudian menjualnya ke kampung halamannya di Kalimantan Tengah. Tapi bisnis ini tidak begitu sukses. Kemudian ia terpilih sebagai Ketua pelaksana inaugurasi FE UNIBRAW 2008, “Di acara itu saya ingat sekali acaranya minus belasan juta, dikarenakan banyaknya pengeluara

JURNALISTIK JALANAN, Tugas Besar Para Jurnalis

Ketika mayoritas orang bergembira menyambut libur lebaran, ketika mayoritas orang mulai pulang ke kampung halaman, ketika mayoritas orang bersenda gurau dengan sanak kelurga. Mereka, 'Jurnalis Jalanan' memulai tugas besarnya. Halooo…. Wah ternyata udah lama ya aku nggak nulis di blog ini. Kesibukan, adalah alasan aku jarang update nulis di blog. Sebenarnya banyak banget yang pengen aku tulis sekarang, mulai dari keseruan jalan-jalan ke MTD bersama Andrey dan Reiza, Suka duka ngerjain Program berita ‘The Expose News (TEN)’ Tugas Dasar-dasar Jurnalistik, Pengalaman menjadi kontributor majalah Hai, ketemu dengan sahabat-sahabat baru di ‘Sahabat 5cm’, tentang novel ‘2’ yang banyak quote-quote keren,  sampai tentang program ‘Metamorphoself’ku yang berisi planning dan mimpi-mimpi baruku. Tak ketinggalan tentang Hari raya idul fitri 1432 H, yang terasa banget bedanya dibanding saat aku kecil dulu. Karena terlalu banyak yang ingin ku tulis, jadinya binggung sendiri mau nulis yang man

Sekilas Profil Finalis Cak & Yuk Kab.Pasuruan 2012

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, akhirnya terpilihlah 10 Pasang Finalis Cak dan Yuk Kabupaten Pasuruan 2012. Untuk mengenal lebih jauh tentang ke sepuluh pasang tersebut, berikut adalah sekilas tentang profil mereka. (versi Faris Diggory) 1. Cak Sony Nama lengkapnya adalah Sony Manggala Putra. Merupakan satu-satunya Cak wakil dari Kecamatan Prigen. Cak yang memiliki tinggi badan 179 cm ini, kuliah di Universitas Brawijaya Malang jurusan Ilmu Administrasi Negara. Cak kelahiran 17 September 1990 ini, mengidolakan sosok Ir.Soekarno dengan kutipan favoritnya ‘Kita adalah Bangsa yang besar. Jangan Jiplak budaya lain’. Sifatnya yang ramah, smart dan dewasa (salah satu angkatan tua, khe..he..he..) membuat finalis yang lain menjulukinya sebagai ‘Oom’. Kini hari-hari Cak yang suka dengan warna hitam dan hobby berolahraga ini disibukan dengan urusan Skripsi. Semangat Cak Sony... !!! Buntuti Cak Sony di @ Sony_By 2. Yuk Hanum Altina Hanum Primadhani, merupakan