Langsung ke konten utama

Incredible Journey

Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita akan bertemu seseorang, berkenalan kemudian berlanjut menjalin pertemanan. Mudah memang untuk berkenalan dan mendapatkan teman baru. Tapi sulit untuk bertemu dengan orang yang walaupun baru ketemu sekali tapi udah ‘nyambung’ dan satu ‘frekuensi’ dengan kita. Apalagi bila orang tersebut mempunyai karakter yang mirip dengan orang yang selama ini ada dalam imajinasi kita. Hal ini membuat kita akan merasa sudah lama saling mengenal, yeah seperti itulah saya ketika mengenal dia.

Berawal dari aplikasi media sosial lah yang membuat kami berkenalan. Setelah tak berapa lama chatting akhirnya dia mengajakku bertemu untuk ngopi bareng. Tanpa pikir panjang aku pun mengiyakan ajakan ngopi-nya, karena aku ingin mencari teman baru. Aku suka sekali ngobrol atau sharing dengan orang baru. Menurutku, seru aja bisa karena dari situ kita akan mengetahui cerita baru, pengalaman baru dan referensi sudut pandang baru. Akhirnya tanpa berekspektasi terlalu jauh aku berangkat ke salah satu café di daerah Bangil.

Parkiran masih sepi, hanya ada dua motor yang baru parkir dan motorku adalah yang ketiga. Tak berapa lama Vario Merah masuk dan parkir di sebelah kiriku. Sempat melirik sebentar, kemudian orang tersebut buru – buru berjalan ke luar parkiran. Apakah itu dia ? Intuisiku sih mengatakan kalau itu dia. Ya Tuhan… kalau benar itu dia, lucu juga ternyata orangnya. Untuk memastikannya, aku  komunikasi via WA dulu dan…GOTCHA ternyata emang beneran dialah orangnya.

Oke walaupun agenda awalnya adalah ngopi, tapi minuman yang telah dia pesan adalah juice strawberry dan tahu kremes plus jamur crispy, it’s ok Hahahahaha. Percakapan kami buka dengan menanyakan kabar, perjalanan dari rumah ke Bangil dan sedikit basa – basi lainnya. Dan karena saat itu aku buka puasa, akhirnya aku pesan nasi goreng mawut sedangkan dia masih asyik download film. Jangan sedih… ternyata wi-fi di cafĂ© ini jaringannya cepet banget, download jadi lebih menyenangkan #Halaahh.

Perlahan obrolan kami pun mulai mencair seperti juice strawberry yang manisnya mulai masuk ke dalam mulut kemudian mengalir sampai ke hati. Aku berusaha fokus antara memandang wajahnya, mendengarkan setiap ceritanya yang terkadang diucapkan dengan menggunakan bahasa inggris sambil berusaha memahami artinya.  Aku senang mendengarkan dia bercerita tentang keluarganya, hubungannya dengan kakak – kakaknya sampai tentang Alm.Ayahnya, bagaimana dulu ayahnya mendidiknya dengan keras dan tegas. Obrolan fatherhood ini membuatku teringat dengan novel ‘Sabtu Bersama Bapak’ , dan ternyata dia juga sudah membaca novel itu. Percakapan pun semakin seru saat membahas novel ini. Satu hal yang dia garis bawahi dari novel tersebut adalah “Planning is everything. Every single thing”.  

Saat lulus SMA, Ayahnya menyuruhnya kuliah di luar daerah. Sebagai anak bungsu, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana dia yang selama ini tinggal nyaman dan aman di rumah, tiba – tiba disuruh untuk pergi ke luar rumah. Dan benar saja, sejak merantau untuk kuliah di Bali membuatnya memiliki banyak pengalaman. Dia bercerita mulai dari jaman belum dapet tempat kos sehingga dia tidur di Ruko yang setengah jadi, tinggal di tempat kos yang kondisinya sangat memprihatinkan, bagaimana dia menjadi waitress di cafĂ© untuk mendapatkan uang tambahan sampai saat dia mendapatkan tempat kos yang lebih layak huni dan mempunyai beberapa sahabat disana. Bali telah mewarnai kehidupannya. Kehidupan akademisi, persahabatan, lifestyle dan relationship. Bagaikan dua sisi mata uang, selain mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman, gemerlapnya pulau dewata pun pernah dia rasakan. Sampai pada akhirnya bagaimana Bali menjadi  salah satu chapter penting dalam hidupnya untuk membangun mental dan membentuk karakter. Maka tak heran kalau bahasa inggris dia lancar sekali, karena sejak kuliah dulu dia punya banyak temen – temen Bule.

Juice strawberry telah habis, dia kemudian memesan Teh manis untuk menemani obrolan kami.  Setelah lulus kuliah dia kemudian bekerja sebagai Auditor di sebuah perusahaan di Jakarta. Pekerjaan ini semakin membuatnya keliling ke beberapa daerah di Indonesia. Dua minggu ngantor di Jakarta, kemudian dia keliling ke daerah lagi. Dan ternyata saat di Jakarta itu dia kenal dengan salah satu selebtweet yang aku follow, hahahaha…. Setelah beberapa tahun di Jakarta, dia resign dan pindah kerja di sebuah perusahaan footwear di daerah Beji. Tak sampai setahun disana, akhirnya dia hijrah ke tempat kerjanya sekarang di daerah Gresik.

Perbincangan tidak melulu tentang kehidupan masing – masing sih, tapi juga mencakup film yang baru di rilis, buku yang asyik untuk dibaca, hobby hunting buku gramedia, film Thailand yang pernah di tonton, lifestyle yang lagi hits, kondisi sosial masyarakat Indonesia saat ini, perkembangan sosial media, tentang planning masa depan and you know what, We are TAURIANS, Hehehehe. Ya, kebetulan kami lahir di bulan yang sama, hanya tanggal dan tahunnya saja yang berbeda. Ternyata lumayan seru ngobrol dengannya, pengetahuannya luas dan open minded banget. Kita mempunyai beberapa perspektif pemikiran yang sama. Dan karena hari sudah semakin malam, kita pun memutuskan untuk pulang.  

Beberapa hari setelah pertemuan pertama itu, kita memutuskan untuk ‘ngopi’ lagi. Masih di tempat yang sama. Namun kali ini aku yang datang duluan maka aku langsung pesen dua kopi hitam, roti bakar coklat dan kentang goreng. Tak berapa lama dia pun datang dengan wajah yang terlihat sedikit panik. Ternyata dia baru saja kehilangan uang, sekitar dua juta di rumahnya. Prihatin juga sih saat tahu kalau dia kehilangan uang dengan jumlah yang lumayan itu karena beberapa hari lagi kan dia harus balik ke tempat kerjanya. Dan saat aku tanya tentang rencana keberangkatannya ke Gresik, akhirnya dia baru jujur kalau sebenarnya dia tidak kerja di Gresik, melainkan di daerah Indonesia Timur. 

Menjabat sebagai seorang  document controller (aku baru tahu ada jabatan seperti ini) di sebuah pertambangan.  Jam kerja di perusahaan ini cukup unik karena menggunakan sistem lima minggu full kerja, baru dua minggu kemudian field break. Saat field break inilah biasanya dia pulang ke Pasuruan. Seperti saat pertemuan ini, dia sedang field break. Kemudian dia menceritakan tentang kerjaanya disana. Bagaimana jobdesk seorang document controller itu. Dan ternyata emang disana komunikasinya kebanyakan pakai bahasa inggris. Email – email yang ditunjukinnya aja bahasa inggris semua, dan beberapa temen kerjanya juga orang asing. Kebanyakan karyawan import itu dari Australia, ada juga satu dari korea. Dari penjelasannya sih ternyata Document controller beda dengan admin atau pengarsipan. Karena document controller itu harus mem-follow up semua data yang masuk. Mulai dari mengarsip data yang masuk, menyampaikan pesan dari si pemberi instruksi kepada orang atau bagian yang di instruksikan, mengurusi akomadasi untuk karyawan yang akan field break. Yah intinya sih document controller disini menjembatani antara pihak luar dan dalam perusahan gitu lah, kurang lebih seperti itu sih yang aku tangkep dari penjelasannya. 

Hangatnya kopi hitam menemani obrolan kami malam itu. Banyak dan randome banget sih yang kami obrolin tapi seru. Aku sempat cerita tentang saat aku dulu jadi kontributor untuk nulis di Majalah, cerita kegalauan dia saat putus dari pacarnya, aku cerita tentang karyawan di tempat kerjaku yang demo berhari – hari, cerita tentang batu bara yang saat ini ternyata harganya turun, cerita tentang Filosofi Kopi, dia menunjukkan beberapa foto di lokasi pertambangannya, cerita tentang perjalannanya balik kesana yang dimulai dari naik pesawat kemudian dilanjut dengan naik kapal laut lebih dari delapan belas jam. Anehnya walaupun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi mataku masih bersinar aja gitu. Padahal biasanya kalau jam Sembilan aja mataku udah mulai memerah, sebuah kode untuk minta segera di pejamkan. Maka tak heran saat aku sampai di mess salah seorang temanku tanya “Kok tumben jam segini kamu masih seger, ga kelihatan ngantuk sama sekali ?” Tak bisa menjawab juga aku cuman tersenyum saja.  

Dan hari – hari berikutnya pun komunikasi kami lanjutkan melalui WA. Saling tukar foto apa yang ada di hadapan kita, rencana travelling, ngobrol apapun itu yang tiba-tiba jadi di bahas, hehehehe… God is good,isn’t ? Beberapa bulan yang lalu aku sempat menulis berharap menemukan sosok seperti dirinya. Dan kini tiba – tiba aku bisa bertemu dengan orang seperti apa yang selama ini ada dalam imajinasiku. Mungkin aku berlebihan tapi entahlah, bukankah semua ini bisa terjadi karena kuasaNYa. Tuhan maha cinta, Tuhan maha menyayangi, jadi anggap saja ini sebagai salah satu dari kebesaran dan  kuasaNya yang ditunjukkan kepada umatnya. So… happy working and can’t wait to see you again…



Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIZKY MAHODENK, FROM ZERO TO HERO

Rizky Aditya Putra, pemuda 21 tahun asal Kalimantan Tengah sukses berwirausaha di bidang indie clothing dengan brand Mahodenk Hero. Berawal dari keprihatinannya karena generasi muda saat ini banyak mengidolakan super hero asing. Mahodenk Hero beraksi dengan design-design super hero asli Indonesia, agar para jagoan lokal bisa dikenal dan eksis lagi. Dari modal awal yang berasal dari tabungannya sendiri, kini ia bisa meraih omzet sekitar 20 – 50 juta rupiah perbulan. Dialah Rizky Aditya Putra atau biasa di panggil dengan Rizky Mahodenk ini mengawali bisnisnya saat ia baru masuk kuliah di Jurusan menejemen Fakultas ekonomi, Universitas Brawijaya Malang. Sebelumnya ia mencoba bisnis berjualan bunga. Ia membeli bunga di Malang kemudian menjualnya ke kampung halamannya di Kalimantan Tengah. Tapi bisnis ini tidak begitu sukses. Kemudian ia terpilih sebagai Ketua pelaksana inaugurasi FE UNIBRAW 2008, “Di acara itu saya ingat sekali acaranya minus belasan juta, dikarenakan banyaknya pengeluara

JURNALISTIK JALANAN, Tugas Besar Para Jurnalis

Ketika mayoritas orang bergembira menyambut libur lebaran, ketika mayoritas orang mulai pulang ke kampung halaman, ketika mayoritas orang bersenda gurau dengan sanak kelurga. Mereka, 'Jurnalis Jalanan' memulai tugas besarnya. Halooo…. Wah ternyata udah lama ya aku nggak nulis di blog ini. Kesibukan, adalah alasan aku jarang update nulis di blog. Sebenarnya banyak banget yang pengen aku tulis sekarang, mulai dari keseruan jalan-jalan ke MTD bersama Andrey dan Reiza, Suka duka ngerjain Program berita ‘The Expose News (TEN)’ Tugas Dasar-dasar Jurnalistik, Pengalaman menjadi kontributor majalah Hai, ketemu dengan sahabat-sahabat baru di ‘Sahabat 5cm’, tentang novel ‘2’ yang banyak quote-quote keren,  sampai tentang program ‘Metamorphoself’ku yang berisi planning dan mimpi-mimpi baruku. Tak ketinggalan tentang Hari raya idul fitri 1432 H, yang terasa banget bedanya dibanding saat aku kecil dulu. Karena terlalu banyak yang ingin ku tulis, jadinya binggung sendiri mau nulis yang man

Sekilas Profil Finalis Cak & Yuk Kab.Pasuruan 2012

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, akhirnya terpilihlah 10 Pasang Finalis Cak dan Yuk Kabupaten Pasuruan 2012. Untuk mengenal lebih jauh tentang ke sepuluh pasang tersebut, berikut adalah sekilas tentang profil mereka. (versi Faris Diggory) 1. Cak Sony Nama lengkapnya adalah Sony Manggala Putra. Merupakan satu-satunya Cak wakil dari Kecamatan Prigen. Cak yang memiliki tinggi badan 179 cm ini, kuliah di Universitas Brawijaya Malang jurusan Ilmu Administrasi Negara. Cak kelahiran 17 September 1990 ini, mengidolakan sosok Ir.Soekarno dengan kutipan favoritnya ‘Kita adalah Bangsa yang besar. Jangan Jiplak budaya lain’. Sifatnya yang ramah, smart dan dewasa (salah satu angkatan tua, khe..he..he..) membuat finalis yang lain menjulukinya sebagai ‘Oom’. Kini hari-hari Cak yang suka dengan warna hitam dan hobby berolahraga ini disibukan dengan urusan Skripsi. Semangat Cak Sony... !!! Buntuti Cak Sony di @ Sony_By 2. Yuk Hanum Altina Hanum Primadhani, merupakan